Dear kamu,
Eksekusi kata dalam kamu, lebih dari sekedar sederhana. Berbingkai tautan mereka, terkemas sungguh apik.Aku selalu suka.
Menaburkan cinta dalam setiap kata-nya, meredam sebentuk luka.
Menyihir setiap pasang mata yang menyaksikannya. Aku pun termangu, entah kapan aku dapat sehebat kamu..
Buliran embun dalam kaca kaca bening, menyerbak menusuk. Memaksa masuk.
Seketika aroma hujan semerbak menerawang, menyergap dari bilik bisikku, berkata:
“Inilah kamu, satu pecinta kata yang meluluhkanku, menarikku dalam
linimasamu, dalam setapak jejak goresan abjad demi abjad yang tak
ternyana, membius banyak insan mata, aku pun luruh di dalamnya.”
Semoga kau tak jemu membaca seuntai kata kata sederhana dariku ini :)
Ngomong-ngomong, aku juga mengenal dunia sastra ini dari sesosok
Teman, sama sepertimu. Ia yang mengajariku merajut kata, menuangkan
cinta, dan menjadikannya makna.
Namun hampir beberapa tahun yang lalu, aku nyaris tak ingat,
bagaimana menyatukan kata, memilahnya, serta membingkai mereka dengan
cinta sederhana.
Dunia kata yang penuh pesona ini hampir saja terhapus dengan rutinitas
mahasiswa baruku kala itu, aku nyaris putus asa. Aku sudah mencoba,
tetapi yang kudapati hanyalah hampa. Sungguh tak ada sua yang dapat
kusentuh. Tidak ada.
Beberapa masa setelah itu, aku menemukanmu, mendapati linimasa
twittermu, dan mulai menjelajahi kawahluka. Lalu akhirnya memberiku
secercah pengharapan, membuatku bangkit dari tidur lelapku dalam
menulis, untuk mulai kembali bertekad menciptakan keajaiban kata, yang
membuatku selalu terhanyut di dalamnya.
et Voila!
Usahaku tak sia belaka. Aku mulai bisa kembali ke dalam diriku yang
dulu, kembali belajar meniti asa dengan rangkaian kata, dengan cinta
sederhana.
Terima kasih, Terima kasih banyak :)
Penyair dua musim,
~ kkebe ~
No comments:
Post a Comment